KETIK, SURABAYA – Kekurangan guru menjadi tantangan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam penerapan metode pembelajaran mendalam atau deep learning di sekolah. Kesenjangan rekrutmen guru menjadi ancaman bagi program deep learning.
Selama ini Pemkot Surabaya hanya mengandalkan perekrutan melalui Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Sekretaris Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Putri Aisyah Mahanani, mengatakan pihaknya mengharapkan adanya tambahan kuota guru dari pemerintah pusat. Sebab, setiap tahun, ada sekitar 300 guru SD-SMP di Surabaya yang purna atau pensiun. Hal ini seringkali tidak sebanding dengan jumlah guru yang masuk.
"Kita tidak bisa menambah jumlah guru selain melalui CPNS dan PPPK, akhirnya kita melatih guru-guru yang ada," jelas Putri, Senin 24 Februari 2025.
"Walaupun ada PPPK, sebagian besar hanya mengganti status dari Guru Tidak Tetap (GTT) menjadi PPPK, bukan menambah jumlah guru baru," imbuhnya.
Lebih lanjut, untuk itu, pihaknya berharap guru yang pensiun dapat segera digantikan dengan jumlah yang sama atau lebih. Termasuk pula dengan kebutuhan tenaga pendidik khusus seperti untuk anak-anak inklusi.
"Harapan kita sejumlah yang keluar (pensiun) minimal ya masuknya sejumlah itu. Dan ada spesifikasi khusus, misalnya Guru Pendamping Khusus (GPK) benar-benar untuk anak-anak inklusi," tambahnya.
Dengan jumlah guru yang ideal, implementasi deep learning bisa lebih optimal. Terlebih SD dan SMP di Kota Surabaya telah menjalankan konsep pembelajaran tersebut. Program ini telah menjadi bagian dari metode pembelajaran SD dan SMP di Kota Pahlawan. Terutama dalam membangun lingkungan belajar yang aman dan mendukung pembelajaran karakter.
Akan tetapi terkait penerapan secara nasional, hingga saat ini Pemkot Surabaya masih menunggu petunjuk teknis (Juknis) dari Kemdikdasmen.
"Kalau di Surabaya sudah menjalankan, ada Sekolahe Arek Suroboyo programnya Pak Wali Kota Eri Cahyadi. Guru-guru di Surabaya juga telah dibekali dengan pelatihan yang sesuai," pungkasnya. (*)