Ikama Tegas Tolak Wacana Tol Suramadu Berbayar, Ini Alasannya

20 Februari 2025 09:29 20 Feb 2025 09:29

Thumbnail Ikama Tegas Tolak Wacana Tol Suramadu Berbayar, Ini Alasannya Watermark Ketik
Ketua Umum DPP Ikama, Muhammad Rawi, Kamis, 20 Februari 2025. (Foto: Dokumen Pribadi)

KETIK, SURABAYA – Ikatan Keluarga Madura (Ikama) menolak tarif tol Jembatan Suramadu diberlakukan kembali. Ikama mendorong agar infrastruktur ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.

Diberitakan sebelumnya, Anggota DPRD Jawa Timur, Nurul Huda, mengusulkan agar tarif tol diberlakukan kembali untuk kendaraan yang melintasi Jembatan Suramadu.

Nurul Huda berpendapat bahwa pemberlakuan tarif tol dapat membantu meningkatkan pendapatan daerah dan digunakan untuk pemeliharaan jembatan.

"Sejak awal pembangunan Jembatan Suramadu, Ikatan Keluarga Madura (IKAMA) telah aktif mengawal dan mendorong agar infrastruktur ini memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Madura," ujar Ketua Umum DPP Ikama, Muhammad Rawi, Kamis, 20 Februari 2025.

Pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum Nasional Karang Taruna (PNKT) mengatakan sejak Suramadu dioperasikan, Ikama terus memperjuangkan agar akses melintas di jembatan tersebut digratiskan.

"Menjelang tahun 2019, DPP Ikama dengan difasilitasi oleh Yenny Wahid bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan permintaan tersebut. Alhamdulillah, aspirasi dan perjuangan kami dikabulkan," ungkapnya.

Terkait tingginya tingkat kriminalitas di sekitar Jembatan Suramadu, Rawi menekankan perlunya sinergi antara berbagai pihak.

"Kita harus bekerja sama. Pemerintah Kabupaten Bangkalan, Pemerintah Kota Surabaya, TNI-Polri, tokoh masyarakat, ulama, serta seluruh elemen masyarakat harus bahu-membahu menjaga keamanan dan ketertiban di sekitar Suramadu," tegasnya.

Menurutnya, Jembatan Suramadu bukan hanya sekadar penghubung fisik, tetapi juga simbol persatuan antara Surabaya dan Madura. 

"Suramadu adalah ikon yang harus dijaga. Ini bukan hanya infrastruktur, tetapi lambang kemajuan dan kebersamaan antara dua wilayah," katanya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa Madura memiliki warisan keagamaan yang kuat dan telah melahirkan banyak ulama besar, seperti Syaichona Muhammad Cholil. 

"Madura harus dijaga dengan mengedepankan akhlakul karimah, sehingga nilai-nilai luhur tetap terpelihara," ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya falsafah hidup masyarakat Madura. 

"Konsep Bepak Bebuk Guruh Ratoh harus menjadi pegangan kita semua dalam menjaga eksistensi dan budaya Madura," katanya.

Tak hanya itu, Rawi menegaskan bahwa Madura harus terus berkontribusi dalam menjaga arah perjalanan bangsa. 

"Madura memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, dan masyarakatnya harus aktif dalam berbagai sektor," imbuhnya.

Saat ini, banyak tokoh Madura yang telah berkiprah di berbagai bidang, baik di eksekutif, legislatif, yudikatif, hingga TNI-Polri. 

"Keberadaan mereka adalah aset penting dalam membangun bangsa. Potensi ini harus kita manfaatkan untuk menunjukkan kiprah Madura dalam perjalanan bangsa dan negara," pungkasnya. (*)

Tombol Google News

Tags:

Ikatan Keluarga Madura Ikama Muhammad Rawi Jembatan Suramadu Madura Surabaya Suramadu jembatan