KH Moh Zuhri Zaini: Menentukan Tujuan Hidup untuk Mencapai Kebahagiaan

22 Februari 2025 05:20 22 Feb 2025 05:20

Thumbnail KH Moh Zuhri Zaini: Menentukan Tujuan Hidup untuk Mencapai Kebahagiaan Watermark Ketik
KH Zuhri Zaini Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo. (Foto: Ponirin/ Ketik.co.id )

KETIK, PROBOLINGGO – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid, KH Zuhri Zaini, menyampaikan bahwa pentingnya menentukan tujuan hidup sebagai kunci meraih kebahagiaan. Menurut beliau, kehidupan adalah perjalanan menuju akhirat, sehingga setiap individu harus memahami arah hidupnya dengan berlandaskan keimanan.

Hal tersebut disampaikan dalam pengajian kitab Risalah Adabu Sulukil Murid, yang berlangsung di Musala Riyadus Sholihin, Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, pada Kamis (20/2/2025) malam.

“Orang yang tidak beriman mungkin beranggapan bahwa setelah mati segala sesuatunya sudah berakhir, tapi bagi orang yang beriman, mereka percaya setelah mati masih ada kehidupan yang terus berlanjut, yaitu kehidupan akhirat,” dawuhnya.

Dalam kajian tersebut, KH Zuhri Zaini juga mengajak para santri untuk merenungkan apa yang sebenarnya mereka cari dalam hidup. Beliau mempertanyakan apakah kebahagiaan hanya diukur dari kepemilikan harta dan materi.

“Apakah hanya uang? Apakah dengan harta kita akan bahagia?” tanya beliau.

Menurutnya, orang yang beriman menyadari bahwa harta tidak akan dibawa mati. Oleh karena itu, mereka harus memahami hakikat hidup, yakni mengetahui asal usul kehidupan, tujuan hidup, serta persiapan menuju kehidupan setelah kematian.

Kiai Zuhri juga mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diraih secara instan. Tren budaya instan yang banyak diikuti masyarakat saat ini justru dapat menjerumuskan seseorang dalam penderitaan di kemudian hari.

“Orang yang menginginkan kebahagiaan instan, yang hanya berpikir untuk sekarang tanpa memikirkan masa depan, akan menderita di kemudian hari,” tambahnya.

Dalam kitab Adabu Sulukil Murid, lanjut KH. Zuhri, tujuan hidup yang hanya berorientasi pada kesenangan duniawi disebut sebagai al-azilah, yakni kenikmatan sesaat yang tidak memberikan manfaat jangka panjang, terutama dalam konteks kehidupan akhirat.

Ia mencontohkan kehidupan di pesantren yang penuh perjuangan. Menurutnya, meskipun tidak mudah, mondok dapat menjadi jalan untuk memperbaiki masa depan, baik di dunia maupun di akhirat.

KH. Zuhri juga mengutip pepatah:“Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.” Ia menjelaskan bahwa perjuangan dan pengorbanan saat ini akan membuahkan hasil di masa depan.

“Oleh karena itu, kita harus menentukan tujuan hidup dengan bijak. Apakah kita ingin kebahagiaan instan sekarang, atau kita bersedia berpayah-payah untuk kebahagiaan yang abadi di akhirat?” tegasnya. (*) 

Tombol Google News

Tags:

Kebahagiaan Tujuan kehidupan Pondok pesantren Nurul Jadid KH Zuhri Zaini