KETIK, SURABAYA – Lahir dari keluarga kurang mampu tidak menyurutkan semangat Muhammad Azhar Adi Mas'ud untuk mengejar pendidikan tinggi. Ayahnya, Asrup, bekerja sebagai buruh tani, sementara ibunya, Suharnanik, menjadi buruh pembungkus kerupuk untuk membantu perekonomian keluarga.
Berkat tekad dan kerja kerasnya untuk mengubah nasib, pemuda yang akrab disapa Azhar ini berhasil meraih beasiswa KIP Kuliah dari pemerintah. Beasiswa tersebut membawanya ke Universitas Negeri Surabaya (Unesa) untuk menempuh pendidikan di Program Studi S1 Sastra Indonesia.
Dengan dedikasi tinggi, Azhar menyelesaikan studinya dalam waktu 3,5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97. Prestasi gemilang ini mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik di kampusnya.
"Saya lahir dari keluarga sederhana. Ayah saya hanya buruh tani dengan penghasilan yang tidak seberapa. Untuk membantu keluarga, ibu saya rela menjadi buruh pembungkus kerupuk di desa," ujar Azhar, Rabu, 19 Februari 2025.
Sejak kecil, Azhar telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia literasi, yang kemudian membawanya memilih jurusan Sastra Indonesia di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Unesa. Tak hanya berprestasi di bidang akademik, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan organisasi serta menjadi jurnalis di Direktorat Humas dan Informasi Publik Unesa.
"Selama kuliah, saya tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga aktif di kegiatan non-akademik untuk mengasah soft skill sebagai bekal masa depan," tambahnya.
Azhar juga berhasil mengharumkan nama Unesa dengan meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 tahun 2024 yang diselenggarakan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Dalam kompetisi tersebut, ia bersama tim dari Unesa menciptakan inovasi berupa peralatan makan berbahan organik, yakni dari pelepah pisang dan ampas tahu.
"Dalam Pimnas, saya mengangkat inovasi peralatan makan berbahan organik, seperti pelepah pisang dan ampas tahu, yang dapat dimakan dan terurai secara alami," jelasnya.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, Azhar berencana melanjutkan studi ke jenjang magister dan mewujudkan cita-citanya sebagai pendidik. Ia ingin membagikan ilmu serta pengalamannya kepada generasi berikutnya.
"Jika ada kesempatan, saya ingin melanjutkan pendidikan magister karena cita-cita saya adalah menjadi pendidik. Selain itu, saya ingin menginspirasi anak muda bahwa tidak ada yang mustahil jika kita berjuang dan bekerja keras," pungkasnya. (*)