Wujudkan Eco Edufarming di Desa Bandangdaja Bangkalan, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore Raih Penghargaan Tertinggi KLHK 2024

25 Februari 2025 19:20 25 Feb 2025 19:20

Thumbnail Wujudkan Eco Edufarming di Desa Bandangdaja Bangkalan, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore Raih Penghargaan Tertinggi KLHK 2024 Watermark Ketik
PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mendampingi petani desa Bandangdaja Bangkalan wujudkan pertanian berkelanjutan, budidaya hotikultura (Foto: PHE WMO for Ketik.co.id)

KETIK, BANGKALAN – PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO), bagian dari Zona 11 Regional Indonesia Timur, kembali mencetak prestasi dengan meraih penghargaan tertinggi PROPER Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2024.

Kesuksesan ini tidak terlepas dari implementasi program inovatif bertajuk Eco Edufarming di Desa Bandangdaja, Kecamatan Tanjungbumi, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Program ini berhasil memberdayakan Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera (BSS) yang terdiri dari 28 anggota dengan memanfaatkan lahan kritis melalui pendekatan teknologi dan keberlanjutan. 

Dengan dukungan PHE WMO, lahan yang sebelumnya tandus kini menjadi produktif, menghasilkan panen melimpah dari tanaman hortikultura seperti melon, cabai, dan tomat.

Dari Lahan Kritis ke Produktivitas Tinggi

Desa Bandangdaja awalnya menghadapi banyak tantangan, termasuk kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan tingginya ketergantungan pada pasokan sayur dan buah dari luar pulau. 

Ditambah lagi, limbah ternak yang tidak dimanfaatkan optimal turut menjadi kendala. Namun, melalui Eco Edufarming, masalah ini mulai teratasi.

Program ini menggunakan pendekatan regeneratif dengan pemanfaatan teknologi tepat guna. Salah satu inovasi yang diterapkan adalah alat soil nutrient sensor, yang membantu petani memahami kebutuhan nutrisi tanah untuk hasil panen maksimal.

Selain itu, metode rain harvesting dan atmosphere harvesting diperkenalkan untuk mengatasi kekurangan air di musim kemarau. Limbah ternak sebesar 95,8 ton pun dimanfaatkan menjadi pupuk organik, yang meningkatkan kesuburan tanah.

“Kami memperkenalkan pembuatan pupuk organik cair (POC), mikroorganisme lokal (MOL), hingga teknologi silase untuk meningkatkan produktivitas peternakan dan pertanian,” ujar M Basuki Rakhmad, Manager WMO Field.

Dampak Positif bagi Masyarakat

Program ini tidak hanya berfokus pada pertanian, tetapi juga menciptakan dampak sosial yang signifikan. 

Ketua Kelompok Tani Bumi Sentosa Sejahtera, Ahmad Marnawi, mengungkapkan bahwa masyarakat kini mampu menanam berbagai tanaman hortikultura dengan metode intensifikasi, yang memungkinkan satu lubang ditanami dua jenis tanaman. Hal ini berhasil meningkatkan pendapatan petani hingga Rp156 juta per tahun.

Foto Kelompok tani bumi sentosa sejahtera, membahas pertanian berkelanjutan (Foto.Ketik.co.id)Kelompok tani bumi sentosa sejahtera, membahas pertanian berkelanjutan (Foto.Ketik.co.id)

Lebih dari 30 kelompok tani di daerah lain telah mereplikasi program ini, menjadikan Eco Edufarming sebagai model pengembangan pertanian berkelanjutan.

Program ini juga menarik perhatian akademisi, dengan lebih dari 60 sekolah mengunjungi demplot untuk mempelajari metode pertanian organik.

Penghargaan untuk Upaya Berkelanjutan

Keberhasilan program Eco Edufarming juga mendapat pengakuan internasional melalui penghargaan Indonesia Sustainable Development Goals Award. Program ini mendukung pencapaian Tujuan 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dan Tujuan 15 (Ekosistem Daratan) dari SDGs.

“Kami tidak hanya ingin program ini bermanfaat bagi penerima langsung, tetapi juga menjadi inspirasi untuk menciptakan efek berganda yang positif bagi masyarakat luas,” ungkap Zulfikar Akbar, General Manager Zona 11.

Dengan penghargaan PROPER Emas 2024, PHE WMO membuktikan komitmennya terhadap lingkungan dan keberlanjutan.

“Apa yang kami lakukan bukan sekadar untuk mendapatkan apresiasi, tetapi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Itulah kepuasan terbesar kami,” pungkas Zulfikar.

Informasi Tambahan, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina mengelola wilayah kerja yang tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Papua. Wilayah ini mencakup Zona 11 hingga Zona 14, dengan fokus pada pengelolaan migas baik di darat maupun lepas pantai. (*)

Tombol Google News

Tags:

PHE WMO Pertamina kelompok tani Bumi sentosa sejahtera